(sumber gambar: marketingdesk.com.au) |
Tahu
bulat menjadi makanan yang hits belakangan ini. Masyarakat ramai membicarakan
dan membelinya. Mungkin pembeli penasaran dengan camilan ini karena ditempeli
identitas bulat, lalu menganggapnya tahu spesies baru hasil rekayasa genetika
dunia pertahuan.
Padahal,
bagi saya, tahu bulat adalah tahu spesies usang yang sudah lahir sekitar tahun
2009-2010 di Bogor. Ya, saat saya berkuliah di sana, tahu bulat sudah dijual di
pusat peradaban sekaligus sentra jajanan bagi mahasiswa IPB, Jalan Babakan
Raya. Saat pertama kali dijual, tahu bulat (saat itu bernama tahu bulat Misihu)
terbilang sangat laris. Sering terlihat mahasiswa mahasiswi menenteng plastik
berisi bulatan gurih berbumbu asin pedas yang diberi irisan bambu sebagai alat
untuk menujesnya. Seingat saya, tahu bulat terus eksis dijual sampai saya enyah
dari Bogor akhir 2010.
Setelah
pindah ke Yogya, rupanya tahu bulat masih mengintai kehidupan saya, ia seperti
enggan mengalihkan perhatian. Seorang teman menjajakannya melalui media sosial.
Tak selesai sampai di situ, di sebuah persimpangan jalan yang setiap pulang
kerja saya lewati, ternyata ada pula yang menjualnya. Tahu bulat kembali ada di
jangkauan penglihatan.
***
Memasuki
awal 2016, tahu bulat lahir kembali. Ia tidak lagi dijual lewat online dan gerobak konvensional tepi
jalan. Ia datang menjelajah pelosok kampung dan komplek perumahan dengan mobil pick-up dan menempeli benak kita dengan jingle berkekuatan magis maha dahsyat.
Tak usah saya tuliskan bunyinya, semua penduduk alam semesta pasti sudah
mengenalnya.
Dengan
sarana mobil pick-up dan jingle, tahu bulat seperti baru saja mengalami
reinkarnasi. Ia tampil dengan “bungkus” baru, sampai-sampai orang tersihir,
membicarakan, dan membelinya beramai-ramai. Netizen menggunjingkan, meme muncul dimana-mana, pengembang
aplikasi membuatkan game-nya, dan
menjadi aplikasi yang banyak diunduh.
Melalui
mobil pick-up sebagai tempat
menggoreng dadakan dan jingle yang super,
pemilik bisnis tahu bulat sedang menjalankan sistem marketing baru yang sensasional. Pencetus sistem marketing baru tahu bulat sebenarnya
baru saja menghasilkan masterpiece
dengan menemukan cara pemasaran yang orisinil nan brilian. Ilmu marketing dalam penjualan yang saripatinya
bernama marketing mix (Product, Price, Place, Promotion), oleh pencetus
sistem marketing baru tahu bulat
berhasil diramu sedemikian rupa.
***
Dalam
kisah produk lain, saya pernah merasa heran mengapa smartphone merk Samsung dan HTC kontras menghasilkan angka
penjualan yang sungguh njomplang. Samsung
menjadi pemimpin pasar smartphone
dunia, sedangkan HTC terseok agar tidak semakin menurun penjualannya. Padahal,
menurut preferensi pribadi --tentu dengan berbagai pertimbangan--, apabila
disuruh memilih antara smartphone Samsung
dan HTC, saya akan lebih memilih HTC.
Saya
dilanda penasaran. Bagaimana bisa produk yang menurut subjektivitas saya lebih
bagus justru sedang kesulitan menjual produknya, di sisi lain sang pesaing
justru sedang tinggi-tingginya di singgasana market leader. Akhirnya saya menemukan jawabannya dalam sebuah
ulasan. Sebabnya adalah, biaya marketing
Samsung memiliki jumlah yang besarnya hampir lima kali lipat biaya marketing yang dianggarkan HTC (data
Kantar Media tahun 2014). Lagi-lagi, the
power of marketing berbicara.
***
Menurut
bahasa saya, marketing sebenarnya
tentang bagaimana melakukan penyelarasan kualitas produk dan “bungkusnya”. Produk
dan “bungkus” tidak ada satu pun yang boleh diremehkan. Kedua hal itu secara
seiring sejalan harus seimbang. Wajib hukumnya kualitas produk menjadi titik
tekan, namun teknis mendandani wajib pula diseriusi.
Marketing tidak
hanya menjadi monopoli barang dan jasa. Manusia secara personal seharusnya
memahami arti penting marketing untuk
mencapai keberhasilan hidup dunia akhirat. Dalam menjalani hidup ini, kita
sebenarnya sedang melakukan proyek “menjual” diri, baik kepada sesama manusia maupun
Tuhan, dan ilmu marketing dalam hal
ini akan sangat berguna. Silakan me-marketing-kan
diri dengan masing-masing formula, tentu perlu dipikirkan pula
kompatibilitasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar