(sumber gambar: banjarmasin.tribunnews.com) |
Pertemuan
rutin yang diselenggarakan di ibu kota kabupaten sore itu rampung sudah. Ibu
guru Ningsih sebagaimana biasa bergegas pulang untuk segera menjumpai keluarga.
Perjalanan pulang menyita waktu tak lebih dari setengah jam.
Dengan
sepeda motor bebek kesayangan, Bu Ningsih berjalan perlahan menyusuri tepi
jalan raya yang ramai. Sore itu cerah ceria, seperti hari kemarin, tak ada
beda. Tidak ada yang patut dicurigai.
Sampai
pada menjelang setengah perjalanan, ponsel Bu Ningsih berdering. Sadar akan
bahayanya bertelepon sambil berkendara, beliau menepi sampai di bahu jalan raya.
Mesin bebek hitam dimatikan, standar samping disentuhkan di tanah berbatu. Ponsel
diambil, seseorang di ujung sana bercerita. Bu Ningsih fokus mendengarkan.
Sekonyong,
station wagon keluar dari badan
jalan, tanpa ampun menabrak Bu Ningsih dan bebek hitam. Bu Ningsih terpental beberapa
meter dan meninggal dunia di tempat.
***
Fragmen
cerita di atas adalah kejadian nyata. Menampilkan fakta yang akan memunculkan
pertanyaan dan gugatan:
“Mengapa seseorang harus
menelpon saat Bu Ningsih berkendara?”
“Mengapa Bu Ningsih harus
memenuhi undangan sore itu?”
“Mengapa perencana acara
memutuskan hari itu sebagai hari penyelenggaraan rapat?”
“Mengapa Bu Ningsih tidak
menaiki bus saja?”
“Mengapa Bu Ningsih tidak
menggeser posisi menelponnya sepuluh centimeter saja?”
***
Penyesalan
dan kesedihan pasti ada, tapi tidak akan mengubah apa-apa. Semua sudah
terencana di lauhul mahfudz sana. Tidak ada kekuatan yang mampu, bahkan hanya untuk
menundanya sedetik saja.
Sebagai
yang masih diberi jatah untuk cicipi panggung senda gurau ini, yang kita bisa adalah menjadikannya
pelajaran. Di mana dan kapan pun, cerita yang sama bisa saja terjadi pada kita.
Karena kita tidak akan pernah bisa sembunyi.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusApapun yg terjadi sudah ada yang ngatur.. sedih senang marah tawa.. tulisannya menyentuh mas ryan.. coba bikin lagu keren jg kayaknya..
BalasHapusuntuk kejadian diatas.. kecelakaan dua kendaraan ato lebih biaya perawatan RS ditanggung Jasa Raharja maksimal sd. 10jt rupiah..
Love n peace.. best regard
sngat mnyentuh,karena brngkt dr kisah yg hampir sm yg pernah sy alami sepeninggalan bapak,pertanyaan2 yg hampir sm jg yg sring sy ungkapkan...ikhlas dlm hati terkdang it tdk mudah namun tak ad yg bs melebihi kuasaNya..doaq snantiasa untkmu Bapak...
BalasHapusSemoga Bapak mendapat tempat terbaikNya ya, Mbak..
Hapussngat mnyentuh,karena brngkt dr kisah yg hampir sm yg pernah sy alami sepeninggalan bapak,pertanyaan2 yg hampir sm jg yg sring sy ungkapkan...ikhlas dlm hati terkdang it tdk mudah namun tak ad yg bs melebihi kuasaNya..doaq snantiasa untkmu Bapak...
BalasHapus