Iklan di Kompas 24/05/2015 |
Minggu
pagi ini, kuawali dengan sarapan bubur ayam dan mampir di kios mungil penjaja
koran tepi jalan. Kubeli harian Kompas, lalu sesampainya di rumah, kubaca
sebagaimana biasa. Ada beberapa pokok bahasan menarik tentang panitia seleksi
pimpinan KPK, pengungsi Rohingya dan kecelakaan kereta semalam.
Kubuka
helai demi helai lembaran kertas buram koran, kuukur larik demi larik tulisan.
Sampai kemudian, mata tertuju pada iklan besar hingga memakan penuh sebadan
halaman. Iklan itu dipasang oleh NET.TV untuk mengabarkan kepada khalayak bahwa
nanti malam akan dihelat hajatan besar Indonesian Choice Awards 2015.
Di
iklan cetak TV yang dipimpin Wishnutama itu terpampang foto besar deretan artis
pengisi acara. Mulai dari Iwan Fals, Sheila on 7, Agnes Monica, Nidji, Demi
Lovato dan Nidji. Awalnya biasa saja, tapi setelah kucermati ada yang sedikit
mengusik di iklan tersebut. Saya lumayan kaget melihat susunan nama artis yang
terpampang di sana. Ya, Demi Lovato ditulis lebih awal daripada Iwan Fals dan
artis Indonesia lainnya.
Walau
tidak ada aturan baku dan tertulis tentang tata peletakan nama. Namun terdapat
semacam kesepakatan, nama artis yang ditulis lebih dulu, lebih besar atau di
atas artis yang lain, maka dialah yang ditunjuk sebagai guest star, headliner atau
bintang utama. Maka ketika Demi Lovato ditulis lebih dulu dari artis dalam
negeri, saya terkejut, untuk tak dikatakan kecewa.
***
Kemudian,
iklan cetak tersebut kufoto dan ku-share
di jejaring sosial Path. Beragam pendapat dari kawan-kawan muncul. Mulai dari
yang sepakat dan memiliki sudut pandang senada dengan saya, sampai dengan
menawarkan cara pikir menarik dengan melihat sisi lainnya.
Saya
mafhum, peletakan nama Demi Lovato pasti berkaitan dengan penonton yang dituju
oleh NET.TV yang berasal dari masyarakat usia muda seperti usia SMA, mahasiswa
dan keluarga muda. Saya juga memaklumi, usaha dan biaya untuk mendatangkan
artis internasional seperti Demi Lovato pasti lebih besar. Jika diukur dari
hasil penjualan album internasionalnya, bisa jadi sudah melewati penjualan
kaset Iwan Fals di sepanjang karirnya. Maka dengan sewajarnya ia ditempatkan
paling awal dalam peletakan nama di iklan.
Di
peletakan nama itu terdapat unsur psikologis yang mengandung pesan-pesan
tersirat. Ketika seorang artis diletakkan lebih dulu daripada artis lainnya,
maka tentu ada suatu pesan di balik itu. Isi pesan akan ditafsirkan beragam. Mulai
dari ia artis internasional, ia artis yang akan lebih menarik penonton yang
disasar sesuai segmentasi pasar dan ia artis mahal yang membutuhkan biaya besar
sampai dia mau datang dan tampil. Namun entah mengapa, pesan yang kemudian
kutangkap dan kuprasangkai pasti ada sesuatu yang lebih besar di sana.
Pesan
itu adalah artis luar negeri lebih pantas diutamakan daripada artis dalam
negeri. Sekalipun itu sekelas legenda hidup seperti Iwan Fals. Pertanyaan saya adalah,
apakah memang sudah pantas Demi Lovato, -artis muda yang baru berapa tahun
berkiprah di dunia keartisan- diutamakan daripada Iwan Fals, seniman besar yang
sejak 1970-an telah mendidik pendengarnya untuk selalu sadar dan waspada
terhadap segala dinamika dialektika kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara?
Tentu
semua orang tahu, Demi Lovato adalah artis kelas dunia. Albumnya dijual ke
seluruh penjuru bumi. Jika itu alasan ia diutamakan, maka Iwan Fals sebenarnya
tidak dapat dikatakan artis lokalan. Ia sempat dinobatkan sebagai salah satu Asian Heroes oleh majalah Time karena
tekun menyuarakan hati rakyat kecil. Wajahnya pun penuh menghiasi Time Edisi 29
April 2002.
***
Opini
saya di tulisan ini tentu opini yang mudah dipatahkan dan sangat mungkin salah.
Karena hanya berdasar penyimpulan pribadi dari data yang sangat minim. Opini
ini hanya opini seorang penonton tivi dan pembaca koran yang tidak ikut merasakan
perjuangan perusahaan media massa untuk meraup keuntungan, dan karenanya wajib
terus mencari cara agar rating, sharing, market share dan oplah terus maksimal.
Doa
saya sederhana, semoga tidak ada maksud sedikit pun untuk menomorduakan Iwan
Fals dan artis Indonesia lainnya. Semoga Demi Lovato bukan direpresentasikan
sebagai orang asing yang sejauh ini selalu menyilaukan kita dan dianggap lebih
baik dari pribumi. Semoga iklan tersebut bukan dari hasil tertanamnya alam
bawah sadar kita yang minder sebagai bangsa yang lama dijajah londo. Semoga kita yang baru berapa hari
lalu memperingati Hari Kebangkitan Nasional betul-betul bangkit dan bangga
ber-Indonesia.
Wahai
media massa nasional, temanilah kami yang sedang thimik-thimik merintis kebanggaan berbangsa yang telah lama layu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar