(sumber gambar: lefolauga.com) |
Hari- hari ini, kita disuguhi tayangan tentang perceraian artis-artis kebanggaan pemirsa televisi. Perceraian mereka terkategorikan sebagai suatu hal yang mengusik nalar kita, mengganggu rasa dan hasrat kepenasaranan kita. Pasalnya, pasangan yang bercerai ini adalah pasangan yang sudah membina pernikahan selama belasan dan puluhan tahun.
Ya, dua pasangan yang khusus
dibahas adalah pasangan Jamal Mirdad – Lidya Kandouw dan Ivan Fadilla – Venna
Melinda. Pasangan Jamal - Lidya telah menikah lebih dari dua puluh tahun,
kalau tak salah dua puluh tujuh tahun. Sudah memiliki empat putra yang beranjak
dewasa. Bahkan mereka pun bercucu, yaitu putra dari pasangan Nana Mirdad dan
Andrew White. Sementara, pasangan Ivan – Venna sudah menikah selama tujuh belas
tahun dan berputra dua.
Pasangan Jamal – Lidya selama
ini menjadi role model pasangan yang menikah berbeda agama.
Jamal, penyanyi dan aktor asal Jepara, dan Lidya, aktris film dan sinetron,
dipertemukan dalam suatu film bertajuk “Ramadan dan Ramona” yang demikian
tersohor di era 1980an. Mereka menikah dengan tetap berpegang pada agama yang
telah dianutnya sejak kecil. Sebelum berita perceraian merebak, pemberitaan
negatif tentang pernikahan mereka selama ini nihil. Mereka dijadikan teladan
bagi para pasangan yang berbeda agama. Mereka seperti mementahkan teori dan
gunjingan publik, bahwa pernikahan yang terjadi dengan “Tuhan” yang berbeda
tidak akan bertahan dalam waktu yang panjang. Sementara ini memang pernikahan
masih berlangsung, memasuki durasi dua puluh tujuh tahun. Namun, ternyata titik
perpisahan itu hampir terjadi. Lidya melayangkan gugatan cerai. Entah apa
masalahnya.
Ivan – Venna selama ini jarang
sekali diberitakan memiliki permasalahan dalam kehidupan pernikahan mereka.
Tetapi tiba-tiba Ivan melayangkan talak cerai. Berita buruk dan pahit bagi
siapapun yang menjalani dan menyaksikan. Terlihat jelas ekspresi kebencian
Venna kepada Ivan selepas sidang mediasi. Ivan dikabarkan meminta hak atas
harta yang pernah diberikannya kepada Venna. Dalam suatu paket acara infotainment,
terlihat Venna lama sekali memandang Ivan, pandangan kebencian, pandangan tak
percaya yang diakhiri isak tangis tak tertahan. Cinta yang dulu menggelora
seketika itu tak tahu dimana..
Saya pribadi, memang belum
merasakan kehidupan pernikahan. Belum mengerti dan merasakan dinamika dan
fluktuasi situasi kondisinya. Pun, alhamdulillah saya produk dari keluarga yang
harmonis dan baik-baik saja. Namun, melihat gonjang-ganjing pemberitaan tentang
perceraian, selalu membuat dada saya sesak. Saya memposisikan diri dan
berkhayal ada di posisi mereka atau menjadi anak dari pasangan yang bercerai.
Betapa menyedihkannya. Betapa habiskan air mata.
Pondasi dan bangunan agung
pernikahan yang menjadi cita-cita kemudian didirikan dan diperindah, tanpa
bekas kemudian harus runtuh dan hancur. Kebahagiaan yang pernah terukir sekian
lama, entah kemana. Kesedihan yang coba untuk dienyahkan bersama, entah kemana
arah berlalunya. Semua lenyap. Tanpa sisa.
Ketika cerai dan berpisah, yang
ada tinggal benci. Cinta yang dulu sungguh ranum dan dicecap bersama, terasa
tak mampu menjadi penahan ego diri untuk tak mengingatnya kembali. Kenangan
indah hanya bayangan masa lampau. Anak di tengah-tengah hanya termangu melihat
pertikaian dan sumpah serapah yang mendahului perpisahan dua insan yang menjadi
penyebab lahirnya mereka. Mereka goncang dan lunglai. Mereka bingung harus
berada di pihak siapa. Mereka dipaksa berada di keterpaksaan. Pedihnya..
Apakah permasalahan orang
dewasa sedemikian peliknya? Apakah perpisahan adalah solusi sesungguhnya?
Ketidakcocokkan yang seringkali dijadikan alasan apakah tak bisa justru
menyatukan? Komunikasi jenis apalagi yang harus diproduksi untuk kembali
memunculkan rasa yang dulu pernah ada? Apakah kenangan indah ketika merajut
asmara dulu tak cukup mampu untuk menggagalkannya? Apakah sudah tak terkenangkan
perjuangan wujudkan penyatuan rasa dulu kala?
Perceraian bukan suatu hal yang
diharamkan Tuhan. Dalam Islam, perceraian merupakan perbuatan yang dibenciNya.
Artinya, sebisa mungkin pasangan pernikahan sewajarnya agar selalu bahu-membahu
mempertahankan ikatan suci yang diucap dihadapan Tuhan. Perceraian tak
diharamkan, namun dibenci. Memang dimungkinkan untuk terjadi perpisahan dan
cerai karena suatu persoalan rumit sampai tidak ditemukan solusi, hingga
akhirnya cerai dijadikan jalan keluar terakhir. Benar-benar terakhir. Semoga
kita semua dihindarkan dari peristiwa menyedihkan dan dibenci Tuhan itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar